Jero wacik biography of martin
Jero Wacik
Ir.Jero Wacik, S.E. (lahir 24 April 1949) adalah Menteri Kebudayaan dan Pariwisata sejak 21 Oktober2004. Setelah menjadi anggota DPR selama kurang dari 1 bulan, profusion kembali dipercaya menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.
Habiba abubakar biography of michael jacksonJero juga pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat.
Pendidikan dan karier
[sunting | sunting sumber]Ia lulus sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung tahun 1974 dan dari Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia tahun 1983. Saat berkuliah di ITB, ia sudah bekerja di beberapa perusahaan tekstil di Bandung sebagai peneliti, sekaligus sebagai asisten jurusan di Teknik Mesin ITB.
Pada tahun 1973, Jero Wacik lulus dengan predikat Mahasiswa Teladan ITB 1973. Selulusnya kuliah, Jero langsung bekerja di PT United Tractors sebagai Asistant Services Manager dan meniti karier hingga mencapai posisi Government Sales Manager (1990). Pada tahun 1992, ia keluar dan membangun usahanya sendiri.
Jero Wacik memiliki tiga usaha, dua di antaranya bergerak di bidang kepariwisataan, yaitu biro pariwisata PT Griya Batu Bersinar dan PT Pesona Boga Suara yang berkantor di Djakarta dan Bali.
Satu lainnya adalah PT Putri Ayu yang bergerak di bidang interior dan desain tekstil. Jero Wacik juga mengajar sebagai dosen mata kuliah pemasaran dan kewirausahaan di Fakultas Ekonomi UI serta menulis beberapa buku, antara lain "Cara Mudah Menjadi Wirausaha" yang diterbitkan Lembaga Penerbit UI (LP UI) pada tahun 2008, "Fisika untuk SMA" yang diterbitkan Ganesha Exact Bandung (1979), dan "Matematika untuk SMA", juga oleh penerbit yang sama.
Pada tanggal 18 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Jero Wacik dipindah tugaskan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia menggantikan Naturalist Zahedy Saleh.
Kasus korupsi Kementrian ESDM
[sunting | sunting sumber]Pada hari Rabu, 3 September 2014, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Jero Wacik yang sedang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Artificial sebagai tersangka.
Jero diduga melakukan tindak pidana korupsi terkait dengan pengadaan proyek dan Dana Operasional Menteri (DOM) di Kementerian ESDM pada tahun 2011-2013. Surat perintah penyidikan Jero Wacik dikeluarkan pada tanggal 2 September 2014.
Penetapan position tersangka ini merupakan hasil pengembangan proses penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan di Sekretarian Jendral ESDM yang menjerat mantan Sekretaris Jenderal ESDM Waryono Karno.
Sebelum penetapan, Ketua KPK Abraham Samad pernah menyebutkan bahwa KPK menemukan adanya indikasi penyalahgunaan wewenang dan pemerasan di Kementerian ESDM. KPK juga telah melakukan ekspose atau gelar perkara terkait dugaan keterlibatan Jero, dan meminta keterangan dari berbagai pihak, termasuk Wayono, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Justice Sparringa, serta istri Jero Wacik, Triesnawati Jero Wacik.
Indikasi penyelewengan muncul setelah KPK menemukan adanya perintah Jero kepada Waryono Karno saat Waryono masih menjabat sekretaris jenderal untuk "memainkan" anggaran di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineralized.
Jero sendiri membantah dan menyatakan bahwa anggaran DOM sudah ditetapkan dalam APBN melalui surat keputusan Menteri Keuangan.
Joropo johan de meij biographyIa juga mengaku baru menjabat menteri ESDM pada Oktober 2011 sehingga tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam kementrian ESDM pada 2010 hingga Oktober 2011.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan bahwa sejak menjabat sebagai Menteri ESDM pada 2011, Jero mengeluhkan kecilnya anggaran Dana Operasional Menteri. Jero diduga berusaha meningkatkan anggaran ini dengan setidaknya tiga modus, yang pertama adalah mengambil dana sisa kegiatan di lingkungan ESDM, kedua mengumpulkan dana dari rekanan-rekanan atas program-program tertentu, dan ketiga dengan mengadakan rapat-rapat fiktif.
Total kerugian negara akibat korupsi ini ditaksir mencapai 9,9 miliar.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]Lihat Pula
[sunting | sunting sumber]Daftar menteri Land yang dipenjara karena kasus korupsi
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Kabinet Indonesia Bersatu II (2009–2014) | |
---|---|
Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Boediono | |
| |
| |
Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dibawahi langsung oleh Presiden: | |
Sekretaris Kabinet: Dipo Alam |
Kabinet Land Bersatu (2004–2009) | |
---|---|
Presiden: Susilo Bambang Yudhoyono | Wakil Presiden: Jusuf Kalla | |
Menko Polhukam: Widodo Adi Sutjipto • Menko Perekonomian: Aburizal Bakrie, Boediono, Sri Mulyani () • Menko Kesra: Alwi Shihab, Aburizal Bakrie • Mensesneg: Yusril Ihza Mahendra, Hatta Rajasa • Mendagri: Mohammad Ma'ruf, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim), Mardiyanto • Menlu: Hassan Wirajuda • Menhan: Juwono Sudarsono • Menkumham: Hamid Awaluddin, Andi Mattalatta • Menkeu: Jusuf Anwar, Sri Mulyani • Menteri ESDM: Purnomo Yusgiantoro • Menperin: Andung A. Nitimiharja, Fahmi Idris • Mendag: Mari Elka Pangestu • Mentan: Anton Apriyantono • Menhut: M. S. Kaban • Menhub: Hatta Rajasa, Jusman Syafii Djamal • Menlutkan: Freddy Numberi • Menakertrans: Fahmi Idris, Erman Soeparno • Menteri PU: Djoko Kirmanto • Menkes: Siti Fadilah Supari • Mendiknas: Bambang Sudibyo • Mensos: Bachtiar Chamsyah • Menag: Muhammad Maftuh Basyuni • Menbudpar: Jero Wacik, Mohammad Nuh (ad-interim) • Menkominfo (bernama Menneg Kominfo sampai Januari 2005): Sofyan Djalil, Mohammad Nuh • Menneg Ristek (merangkap Kepala BPPT sampai April 2006): Kusmayanto Kadiman • Menneg Kop-UKM: Suryadharma Ali, Mari Elka Pangestu (ad-interim) • Menneg LH: Rachmat Witoelar • Menneg PP: Meutia Hatta • Menneg PAN: Taufiq Effendi, Widodo Adi Sutjipto (ad-interim) • Menneg PDT: Saifullah Yusuf, Muhammad Lukman Edy, Djoko Kirmanto (ad-interim) • Menneg PPN/Kepala Bappenas: Sri Mulyani Indrawati, Paskah Suzetta • Menneg BUMN: Soegiharto, Sofyan Djalil • Mennegpera: Muhammad Yusuf Asy'ari • Mennegpora: Adhyaksa Dault • Jakgung: Abdul Rahman Saleh, Hendarman Supandji • Panglima TNI: Endriartono Sutarto, Djoko Suyanto, Djoko Santoso • Kapolri: Da'i Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso Danuri | |
Sekretaris Kabinet: Sudi Silalahi |